buat perempuan-perempuan yang pernah singgah di hatiku
MAMPUKAH
TENTANG SENYUMMU
SEPIKU BAHAGIAMU
SIRNA
SIA-SIAKU
TAKKAN HILANG RASA
RINDU
SEPERTI ITU
KETIDAKPASTIAN
MIMPIKAN AKU
TANPA
BAWA RINDUMU
'TUKNYA
TAK LAGI KINI
KAMAR HATI
UNTUK SIAPA
PADA MALAM
SELAMAT PAGI
SELAMAT SIANG
SELAMAT PETANG
SELAMAT MALAM
TEMPATKU DI HATIMU
BIARKANLAH
SINGGAH DI HATIMU
BERMIMPI TENTANGKU
LEBIH DARIMU
SETIAP SELALU DI HATIMU
MERELAKAN CINTA
POHON CINTA
MASIH ADA
MAKIN LALU
LUKA DALAM HATI
MAWARKU
KEMBANG TIDUR
MENYIMPAN ASA
PAGI CINTA
KU COBA
SELAMANYA KITA
JANGAN AMBIL HATIKU
TAK BENAR-BENAR
KAU DIAM DAN KU MEMIKIRKANMU
USIA DI GARIS MALAM
HAMPIR TERLUPA
HILANG KATA
NADA PANGGILAN RINDU
RINDU DALAM DEKAPAN
GUDANG PUISI
KEPADAMUKAH?
KATA
PUN
dan kau pun benamkan wajahmu pada dunia
pada bintang yang menatapmu
mimpikah aku?
namun kau tetap bersinar
layaknya kau beri satu asa untukku
tapi,
mampukah aku tuk hampirimu tanpa bermimpi?
siapa bilang aku tak mampu menafsirkan senyummu
sebab ku tau
senyummu cuma lukisan
dan lukisanmu belum tentu untukku
tapi adakah senyummu, rindumu, atau cintamu sekalipun
kau tautkan untukku?
senyummu adalah senyumku
tangismu adalah tangisku
dan bukankah sepimu bagian dari sepiku?
sebab tanpamu ku sepi
hanya saja sepimu bukanlah tanpaku
yang ku tau,
: sepiku
- bahagiamu
saat sirna pelangi yang ku dekap
yang ada cuma sunyi, tak berdenting
lantas apa hujan membatasiku?
sedang dari pintu kamarku selalu terdengar
gemericik kerinduan
jauh hariku silih berganti
berlalu
seakan purnama selalu ada untuk kesekian kali ku menatap
hingga tak lagi berarti penantianku
tapi sejenak pun takkan ku jeda langkah
meski yang ada tlah terbaca
: sia-siaku
sepiku hilang ditelan rasa
jauh sejak ku mengenalmu
hingga tiba ku menepi
kini,
meski sepi juga memagut rasa
aku mulai gincu
manapaki hari
meniti janji
kau yang ku tau tetap bisai
tapi hati yang tak ku mengerti
berharapku
: satu hati-satu rasa
satu bintang...
memujamu
memanggilmu
mencarimu
slalu...
mimpi indah menyertaimu
slalu...
aku rindu kamu
ku tebar kisah saat hati terselip
ku menduga, mereka lancang bicara
ya! seperti itu
benalu yang menikamku
jauh lebih baik bila ku sembunyi
di balik mulut besar
para pengkhianat!
ini malam sendiri ku sandar kelewat sepi
lebih ku harap asa terbuang
daripada tambah menjadi rayu
membalas nada
: suatu ketidakpastian
ku ucapkan selamat malam pada bintang yang berkilauan
lalu ku titip salam pada bulan
dan mata kita mengantuk
saat rindu dingin mengetuk
semoga mimpiku menyapa tidurmu
ku lihat sepintas rautmu menuai asa
kau bawa jiwa terhempas tanpa kata
aku termenung
bisikan roh-ku tak pernah mendayuh
takut segalanya luruh
bukan tanpa sebab
mengapa sepiku terus ada
tadinya ku pikir kau dan ku adalah kita
tapi kau buat lembaran baru dengan beribu dusta
masing-masing kita berbelok ambil keputusan
maka
bawalah rindumu
dan jangan lagi kau kembalikan
ku titip padanya bunga seikat
dalam setiap tetes embun pagi pekat
ku titip padanya rindu segenggam
dalam setiap rintik hujan malam
ku titip padanya ukiran hati
dalam setiap getar jantung bernyanyi
dan
ku kirim untuknya wangi nafas dahaga asmara
maka simpanlah dalam bening hati yang paling suci
dulu langit berpelangi setiap hari
sinar menembus cakrawala pagi murni
dulu bumi berputar berkemudi waktu
jalan tetap terarah dari kita melaju
dulu angin berhembus menyapu lara
hati bersemi tak bergundah atas segala
dulu hanyalah dulu tlah berlalu
kini tak bisa kembali tetap begini
dapatkah kita menyempatkan diri tuk mendaki lagi?
kamarku, kamar perbaringan tubuhku
kamarku, kamar penghabisan sepiku
kamarku, kamar pelabuhan jiwaku
aku masih membutuhkan kau sebagai kamar hatiku
satu bintang berseri
satu bintang bersinar
satu bintang tersenyum
milikmukah?
untuk siapa?
malam,
biar, aku mau begini
dalam kemelut diam
hingga paling sendiri
........................................
sayangku,
saatnya kita hadapi hari cerah ini
hati yang putih kita buka lagi
bersama mengusir sepi
........................................
selamat pagi...
........................................
sayangku,
kita bisa lihat mentari berdiri pandang
kita raih kisah indah biar pada datang
bergegaslah dalam terang
........................................
selamat siang...
........................................
sayangku,
kita tak biarkan kata jadi garang
hidup kita serupa bayang
kian melayang
........................................
selamat petang...
........................................
sayangku,
kita larut dalam kelam
mari kita berbaring dan berpejam
segala kita sudahi dari diam
........................................
selamat malam...
perjalanan hidupku perjalanan panjang yang melelahkan
ku jemput pagi hingga malam datang
jika kau tak berkeberatan
aku hanya kan bermalam di peraduanmu saja
aku mau cari angin
biar terhempas ke arahmu
biar terdampar di lautmu yang paling dalam
maka biarkanlah aku tenggelam di dasar hatimu
sayang, kali ini aku harus berjalan mencarimu
aku perlu tempat yang bisa melepaskan gundahku
sayang, hanya di hatimu ku temukan keteduhan
bolehkah aku bersinggah di sana?
malam tlah menyerbu kita di ruang yang penuh kantuk ini
namun aku mencoba merangkai tukmu satu puisi
lalu ku kirim doa dalam tidurmu
kiranya kau dapat menemukanku dalam mimpi
biar ku cari bunga lain
yang lebih daripada wangimu
biar ku gapai bintang lain
yang lebih dari sekedar cahyamu
namun tak sekalipun aku mampu menemukan yang lebih daripada kamu
setiap bintang bertabur di langit
setiap sungai bermuara di laut
setiap hujan berjatuh di bumi
dan setiap hatiku selalu berlabuh di hatimu
aku menyerahkan cinta ini untuk diterima di hatimu
kau tak perlu mengembalikannya
karna aku telah merelakannya untukmu
pohon cinta yang pernah kita huni itu kini sudah
tak terawat lagi
daun-daunnya mulai mengering
bahkan tanahnya pun makin gersang
bukankah dulu kita berharap kan memetik buah cinta dari
pohon itu?
lidah memang bisa berkata
tapi masih ada kemungkinan untuk berdusta
dan hati memang bisa merasa
tapi masih ada kesulitan buat mengungkapkan cinta
oh bunga,
aku menyebut namamu begitu merayu
dalam menunggu kau makin saja berlalu
ya,
kau terus berlalu
berlalu meninggalkan rindu
dari hati, untukmu aku memberi
: setetes nanah dan segelas getah
nikmatilah wahai kau yang ku puja !
mawarku, kau adalah kembang dari setiap keteduhan
dan aku kan selalu hinggap di atas kelopakmu
mawarku, kau adalah bunga dari setiap keindahan
maka izinkanlah aku untuk memetik tangkai hatimu
wahai kembang tidurku
senja telah menjemput kita di pelabuhan asmara
bangunkanlah jiwamu, sayangku
aku tersesat di permimpian kita
sejak pertama itu aku memeluk waktu
asa ku pegang, ku cengkeram
lalu ku simpan di hati dalam
sampai seberapa lamakah aku mesti menunggu?
pagi dunia...
pagi mentari...
pagi cintaku...
pagi yang cerah bukan?
dan hanya aku yang paling pagi
mengatakan pada dunia bahwa...
aku sangat mencintaimu !!
cintaku, petang ini mentari lekas pulang
dan aku merasa sendiri karna tak bersamamu
ah cintaku, meskipun udara di sini beku
aku mencoba menghembuskan nafas namamu
tak ada tempat bagiku untuk melupakanmu
tawa ringanmu selalu terhampar di padang kehidupan
dan sekarang hatiku berjabat dengan hatimu
lalu semakin erat
dan selamanya aku tak ingin kita saling melupakan
ku coba melukis wajahmu dalam secarik kertas putih
ku arsir lekuk bayangmu dengan sangat hati-hati
matamu ketara menatapku
coba ambil hatiku
ops, ini cuma lukisan
ku hapusnya kembali
cahyamu seperti api lilin
yang tak benar-benar bersinar
apalagi sekedar menyinari hatiku
malam-malamku tetap saja kelabu
lantaran cahyamu cuma sementara
lalu hilang di antara kelam
ku sapa namamu, kau diam
ku tanya hatimu, kau diam
ku bisik rinduku, kau diam
ku ucap cintaku, kau masih juga diam
tapi pikiranku tak bisa diam memikirkanmu
tahun-tahun yang berharga kembali berulang
engkau lalu haru di atas sepi mendayu
sendiri menari di mimpi
tapi yang ku arsir dari garis-garis malam ini adalah sketsa
tentang kau usia yang lekas dewasa
kau siapa?
aku terlupa saat kita bersapa dulu
seingatku, kita pernah memetik kasih di bukit asmara tak nyata
bersama sari
nama indah itukah milikmu?
aku hanya sebatas tau namamu
'risma yulia sari'
aku hilang kata
tak punya crita
hatiku remuk derai
di bawah lagu luka dan dawai
mengambang di udara
dan cinta belum lagi bicara
nada lagu cintaku,
dengarlah panggilan hatiku meneriak namamu
apakah kau mendengarnya?
setidaknya sedikit kau buka gerbang hatimu
agar kau tau panggilan seperti apa yang tersangkut
di rongga kerinduanku
kita pernah sama berpandang
sama-sama saling tatap bulan terang
serapat mungkin ku dekatkan hatiku sambil
meraba-raba hatimu
kau pun menyajikan kemesraan
lalu ku cicipi bibirmu
sangat kau rasakan sentuhannya
dan kenangan itu yang selalu ku rindukan
di sini tempatku menyerah segala
bagian dari saksi ditanggalkannya usia
juga jiwa terbenah di sini
sampai merasa paling sendiri
tiada tempat selain ini yang menyeluruhku
sebut saja gudang puisi yang dapat kau temukan
lembar demi lembar cerita yang terbuang
di dalamnya
sayang,
bayang-bayang kita memanjang
perlukah ku urai lagi rinduku?
mengingat pandang sulit saling menemu
apalagi sesaat kau ada, serasa lama tak ku genggam kelam
sayang,
kepadamukah mestinya bayangku disembunyikan?
semua kata hendak berkata,
"kita merupakan cerita"
ku beri kau dahaga
ku beri kau nada
ku beri kau asa
ku beri kau air mata
pun...
kau beri ku dahaga
kau beri ku nada
kau beri ku asa
kau beri ku air mata
bahkan lebih,
seolah memahami bagaimana caraku mencintaimu
(2004-2009)
***
Hak cipta pada irvan r destriana; |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar