Sabtu, 21 Maret 2009

PADA YANG MAHA


buat Allah Ta'ala







  1. PADA YANG MAHA




  2. di setiap seruan hati aku memuji mengatasnamakan kehambaan

    tentu Kau mendengar

    begitu pun ketika lidah yang penuh karat ini menyertakan syarat

    namun, masihkah Kau terima sembah serahku?

    maka kasihanilah,

    aku cuma mengemis padaMu

    -jawaban atas segala doa-






  3. SUJUD




  4. demi Kau, ya Rabb

    segenap diri merendah

    bertunduk ku tancapkan wajah

    atas abdiku



    dan sebab,

    demi Kau, ya Rabb






(2009)




***









Hak cipta pada irvan r destriana;

SEPI YANG DIANTARAKU


buat sepiku







  1. DITINGGAL CERITA



  2. kini akhirnya aku bosan sendiri

    pikiran terus nyelonong padahal kosong, dan

    sudah sampai selarut ini mulut habis lama dibungkam

    sementara malam cuma diam

    dalam deretan kata yang hilang cerita







  3. SEPI DI SETIAP



  4. malamku sepinya masih

    sedang kelamnya di hatiku bertumpang tindih



    ku hitung berapa detak detik lalu

    dari tika angin pembawa rinduku menderu



    lagi berapa sendiri ku hitung berikut



    sampaikah nyawa serta jiwa dahulu direnggut?







  5. KABUR



  6. sampai kapan pun bayangku kan tetap hitam dan

    sendirian

    itu pun selama ada cahaya dan ku

    kecuali bayanganku tau kemana mesti mencari

    atau dariku sama sekali enyah yang terlampau sendiri







  7. DERMA




  8. ini hatiku berkali-kali telah memberi

    mungkin terlalu pamrih sehingga tak seorang pun yang sedianya

    mau berbagi

    lalu ku tumpahkannya rasa

    ku biarkan luka menganga

    sebab sungguh tak ku tau lagi siapa yang pantas menerimanya






  9. BIARKAN




  10. aku bukannya tak mau menjelaskan padamu kata demi kata

    aku hanya tak mau melibatkan peristiwa

    jadi, biarlah kita terbenah dalam kisah

    dan biarkan aku tidur diantara reruntuhan kata yang tersisa






  11. BULAN




  12. aku lihat bulan duduk di atas malam

    menjulurkan kakinya ke bumi kemudian dipeluknya langit

    hah,

    ku tau bulan bukan Tuhannya malam

    bahkan ku tau ia ingin mendekap bumi seharian

    tapi, aku sering bertanya sendiri

    kenapa ia suka sekali sepi?





(2009)




***









Hak cipta pada irvan r destriana;

SEMASA REMAJA DALAM CERITA


buat perempuan-perempuan yang pernah singgah di hatiku








  1. MAMPUKAH



  2. dan kau pun benamkan wajahmu pada dunia

    pada bintang yang menatapmu

    mimpikah aku?

    namun kau tetap bersinar

    layaknya kau beri satu asa untukku

    tapi,

    mampukah aku tuk hampirimu tanpa bermimpi?







  3. TENTANG SENYUMMU


  4. siapa bilang aku tak mampu menafsirkan senyummu

    sebab ku tau

    senyummu cuma lukisan

    dan lukisanmu belum tentu untukku

    tapi adakah senyummu, rindumu, atau cintamu sekalipun

    kau tautkan untukku?






  5. SEPIKU BAHAGIAMU



  6. senyummu adalah senyumku

    tangismu adalah tangisku

    dan bukankah sepimu bagian dari sepiku?

    sebab tanpamu ku sepi

    hanya saja sepimu bukanlah tanpaku

    yang ku tau,

    : sepiku

    - bahagiamu







  7. SIRNA



  8. saat sirna pelangi yang ku dekap

    yang ada cuma sunyi, tak berdenting

    lantas apa hujan membatasiku?

    sedang dari pintu kamarku selalu terdengar

    gemericik kerinduan







  9. SIA-SIAKU



  10. jauh hariku silih berganti

    berlalu

    seakan purnama selalu ada untuk kesekian kali ku menatap

    hingga tak lagi berarti penantianku

    tapi sejenak pun takkan ku jeda langkah

    meski yang ada tlah terbaca

    : sia-siaku







  11. TAKKAN HILANG RASA



  12. sepiku hilang ditelan rasa

    jauh sejak ku mengenalmu

    hingga tiba ku menepi

    kini,

    meski sepi juga memagut rasa

    aku mulai gincu

    manapaki hari

    meniti janji

    kau yang ku tau tetap bisai

    tapi hati yang tak ku mengerti

    berharapku

    : satu hati-satu rasa







  13. RINDU



  14. satu bintang...

    memujamu

    memanggilmu

    mencarimu

    slalu...

    mimpi indah menyertaimu

    slalu...

    aku rindu kamu







  15. SEPERTI ITU



  16. ku tebar kisah saat hati terselip

    ku menduga, mereka lancang bicara

    ya! seperti itu

    benalu yang menikamku

    jauh lebih baik bila ku sembunyi

    di balik mulut besar

    para pengkhianat!







  17. KETIDAKPASTIAN



  18. ini malam sendiri ku sandar kelewat sepi

    lebih ku harap asa terbuang

    daripada tambah menjadi rayu

    membalas nada

    : suatu ketidakpastian







  19. MIMPIKAN AKU



  20. ku ucapkan selamat malam pada bintang yang berkilauan

    lalu ku titip salam pada bulan

    dan mata kita mengantuk

    saat rindu dingin mengetuk

    semoga mimpiku menyapa tidurmu







  21. TANPA



  22. ku lihat sepintas rautmu menuai asa

    kau bawa jiwa terhempas tanpa kata

    aku termenung

    bisikan roh-ku tak pernah mendayuh

    takut segalanya luruh

    bukan tanpa sebab

    mengapa sepiku terus ada







  23. BAWA RINDUMU



  24. tadinya ku pikir kau dan ku adalah kita

    tapi kau buat lembaran baru dengan beribu dusta

    masing-masing kita berbelok ambil keputusan

    maka

    bawalah rindumu

    dan jangan lagi kau kembalikan







  25. 'TUKNYA



  26. ku titip padanya bunga seikat

    dalam setiap tetes embun pagi pekat

    ku titip padanya rindu segenggam

    dalam setiap rintik hujan malam

    ku titip padanya ukiran hati

    dalam setiap getar jantung bernyanyi

    dan

    ku kirim untuknya wangi nafas dahaga asmara

    maka simpanlah dalam bening hati yang paling suci







  27. TAK LAGI KINI



  28. dulu langit berpelangi setiap hari

    sinar menembus cakrawala pagi murni

    dulu bumi berputar berkemudi waktu

    jalan tetap terarah dari kita melaju

    dulu angin berhembus menyapu lara

    hati bersemi tak bergundah atas segala

    dulu hanyalah dulu tlah berlalu

    kini tak bisa kembali tetap begini



    dapatkah kita menyempatkan diri tuk mendaki lagi?







  29. KAMAR HATI



  30. kamarku, kamar perbaringan tubuhku

    kamarku, kamar penghabisan sepiku

    kamarku, kamar pelabuhan jiwaku

    aku masih membutuhkan kau sebagai kamar hatiku







  31. UNTUK SIAPA



  32. satu bintang berseri

    satu bintang bersinar

    satu bintang tersenyum

    milikmukah?

    untuk siapa?







  33. PADA MALAM



  34. malam,

    biar, aku mau begini

    dalam kemelut diam

    hingga paling sendiri







  35. SELAMAT PAGI



  36. ........................................

    sayangku,

    saatnya kita hadapi hari cerah ini

    hati yang putih kita buka lagi

    bersama mengusir sepi

    ........................................

    selamat pagi...







  37. SELAMAT SIANG



  38. ........................................

    sayangku,

    kita bisa lihat mentari berdiri pandang

    kita raih kisah indah biar pada datang

    bergegaslah dalam terang

    ........................................

    selamat siang...







  39. SELAMAT PETANG



  40. ........................................

    sayangku,

    kita tak biarkan kata jadi garang

    hidup kita serupa bayang

    kian melayang

    ........................................

    selamat petang...







  41. SELAMAT MALAM



  42. ........................................

    sayangku,

    kita larut dalam kelam

    mari kita berbaring dan berpejam

    segala kita sudahi dari diam

    ........................................

    selamat malam...







  43. TEMPATKU DI HATIMU



  44. perjalanan hidupku perjalanan panjang yang melelahkan

    ku jemput pagi hingga malam datang

    jika kau tak berkeberatan

    aku hanya kan bermalam di peraduanmu saja







  45. BIARKANLAH



  46. aku mau cari angin

    biar terhempas ke arahmu

    biar terdampar di lautmu yang paling dalam

    maka biarkanlah aku tenggelam di dasar hatimu







  47. SINGGAH DI HATIMU



  48. sayang, kali ini aku harus berjalan mencarimu

    aku perlu tempat yang bisa melepaskan gundahku

    sayang, hanya di hatimu ku temukan keteduhan

    bolehkah aku bersinggah di sana?







  49. BERMIMPI TENTANGKU



  50. malam tlah menyerbu kita di ruang yang penuh kantuk ini

    namun aku mencoba merangkai tukmu satu puisi

    lalu ku kirim doa dalam tidurmu

    kiranya kau dapat menemukanku dalam mimpi







  51. LEBIH DARIMU



  52. biar ku cari bunga lain

    yang lebih daripada wangimu

    biar ku gapai bintang lain

    yang lebih dari sekedar cahyamu

    namun tak sekalipun aku mampu menemukan yang lebih daripada kamu







  53. SETIAP SELALU DI HATIMU



  54. setiap bintang bertabur di langit

    setiap sungai bermuara di laut

    setiap hujan berjatuh di bumi

    dan setiap hatiku selalu berlabuh di hatimu







  55. MERELAKAN CINTA



  56. aku menyerahkan cinta ini untuk diterima di hatimu

    kau tak perlu mengembalikannya

    karna aku telah merelakannya untukmu







  57. POHON CINTA



  58. pohon cinta yang pernah kita huni itu kini sudah

    tak terawat lagi

    daun-daunnya mulai mengering

    bahkan tanahnya pun makin gersang

    bukankah dulu kita berharap kan memetik buah cinta dari

    pohon itu?







  59. MASIH ADA



  60. lidah memang bisa berkata

    tapi masih ada kemungkinan untuk berdusta

    dan hati memang bisa merasa

    tapi masih ada kesulitan buat mengungkapkan cinta







  61. MAKIN LALU



  62. oh bunga,

    aku menyebut namamu begitu merayu

    dalam menunggu kau makin saja berlalu

    ya,

    kau terus berlalu

    berlalu meninggalkan rindu







  63. LUKA DALAM HATI



  64. dari hati, untukmu aku memberi

    : setetes nanah dan segelas getah

    nikmatilah wahai kau yang ku puja !







  65. MAWARKU



  66. mawarku, kau adalah kembang dari setiap keteduhan

    dan aku kan selalu hinggap di atas kelopakmu

    mawarku, kau adalah bunga dari setiap keindahan

    maka izinkanlah aku untuk memetik tangkai hatimu







  67. KEMBANG TIDUR



  68. wahai kembang tidurku

    senja telah menjemput kita di pelabuhan asmara

    bangunkanlah jiwamu, sayangku

    aku tersesat di permimpian kita







  69. MENYIMPAN ASA



  70. sejak pertama itu aku memeluk waktu

    asa ku pegang, ku cengkeram

    lalu ku simpan di hati dalam

    sampai seberapa lamakah aku mesti menunggu?







  71. PAGI CINTA



  72. pagi dunia...

    pagi mentari...

    pagi cintaku...

    pagi yang cerah bukan?

    dan hanya aku yang paling pagi

    mengatakan pada dunia bahwa...

    aku sangat mencintaimu !!







  73. KU COBA



  74. cintaku, petang ini mentari lekas pulang

    dan aku merasa sendiri karna tak bersamamu

    ah cintaku, meskipun udara di sini beku

    aku mencoba menghembuskan nafas namamu







  75. SELAMANYA KITA



  76. tak ada tempat bagiku untuk melupakanmu

    tawa ringanmu selalu terhampar di padang kehidupan

    dan sekarang hatiku berjabat dengan hatimu

    lalu semakin erat

    dan selamanya aku tak ingin kita saling melupakan







  77. JANGAN AMBIL HATIKU



  78. ku coba melukis wajahmu dalam secarik kertas putih

    ku arsir lekuk bayangmu dengan sangat hati-hati

    matamu ketara menatapku

    coba ambil hatiku

    ops, ini cuma lukisan

    ku hapusnya kembali







  79. TAK BENAR-BENAR



  80. cahyamu seperti api lilin

    yang tak benar-benar bersinar

    apalagi sekedar menyinari hatiku

    malam-malamku tetap saja kelabu

    lantaran cahyamu cuma sementara

    lalu hilang di antara kelam







  81. KAU DIAM DAN KU MEMIKIRKANMU



  82. ku sapa namamu, kau diam

    ku tanya hatimu, kau diam

    ku bisik rinduku, kau diam

    ku ucap cintaku, kau masih juga diam

    tapi pikiranku tak bisa diam memikirkanmu







  83. USIA DI GARIS MALAM



  84. tahun-tahun yang berharga kembali berulang

    engkau lalu haru di atas sepi mendayu

    sendiri menari di mimpi

    tapi yang ku arsir dari garis-garis malam ini adalah sketsa

    tentang kau usia yang lekas dewasa







  85. HAMPIR TERLUPA



  86. kau siapa?

    aku terlupa saat kita bersapa dulu

    seingatku, kita pernah memetik kasih di bukit asmara tak nyata

    bersama sari

    nama indah itukah milikmu?

    aku hanya sebatas tau namamu

    'risma yulia sari'







  87. HILANG KATA



  88. aku hilang kata

    tak punya crita



    hatiku remuk derai

    di bawah lagu luka dan dawai



    mengambang di udara



    dan cinta belum lagi bicara







  89. NADA PANGGILAN RINDU



  90. nada lagu cintaku,

    dengarlah panggilan hatiku meneriak namamu

    apakah kau mendengarnya?

    setidaknya sedikit kau buka gerbang hatimu

    agar kau tau panggilan seperti apa yang tersangkut

    di rongga kerinduanku







  91. RINDU DALAM DEKAPAN



  92. kita pernah sama berpandang

    sama-sama saling tatap bulan terang

    serapat mungkin ku dekatkan hatiku sambil

    meraba-raba hatimu

    kau pun menyajikan kemesraan

    lalu ku cicipi bibirmu

    sangat kau rasakan sentuhannya

    dan kenangan itu yang selalu ku rindukan






  93. GUDANG PUISI



  94. di sini tempatku menyerah segala

    bagian dari saksi ditanggalkannya usia

    juga jiwa terbenah di sini

    sampai merasa paling sendiri

    tiada tempat selain ini yang menyeluruhku

    sebut saja gudang puisi yang dapat kau temukan

    lembar demi lembar cerita yang terbuang

    di dalamnya






  95. KEPADAMUKAH?



  96. sayang,
    bayang-bayang kita memanjang

    perlukah ku urai lagi rinduku?

    mengingat pandang sulit saling menemu

    apalagi sesaat kau ada, serasa lama tak ku genggam kelam

    sayang,

    kepadamukah mestinya bayangku disembunyikan?







  97. KATA



  98. semua kata hendak berkata,

    "kita merupakan cerita"







  99. PUN



  100. ku beri kau dahaga

    ku beri kau nada

    ku beri kau asa

    ku beri kau air mata



    pun...



    kau beri ku dahaga

    kau beri ku nada

    kau beri ku asa

    kau beri ku air mata



    bahkan lebih,



    seolah memahami bagaimana caraku mencintaimu







(2004-2009)




***









Hak cipta pada irvan r destriana;

100 PUISI BUAT YANG DI HATI


buat Cici yang tak pernah ku tau lengkap namanya







  1. SENYUM YANG MEMANCARKU




  2. ingin ku merebut senyum itu

    senyum yang membuat matahari kalah terang

    pun membuat bulan cemburu karna sinarnya

    cintaku, dekaplah diriku dengan hangatmu

    cinta yang dari lembutnya hati

    lalu bertukar jiwa






  3. KAU YANG JAUH




  4. cinta, lelah aku mengejarmu

    kau terlalu jauh

    sedang asaku masih tertatih

    dan aku bagai matahari yang membenam

    demi jiwa yang mengharap sisa-sisa kasihmu

    kiranya kau dapat tunjukan setitik mau yang dipendam

    dapatkah kau, cintaku?






  5. DUA DIA




  6. apakah dia bintang yang lama tenggelam,

    ataukah bintang baru dengan cahya memacak di hatiku?

    ini dunia seluas mimpiku karna namanya

    buat ku jadi terhimpit

    antara siang-malam,

    antara dia masa lalu dan yang kan datang






  7. SEPENGGAL ANGAN




  8. mengapa jantungku selalu berdebar ketika ku pandang matanya

    dan merasakan binarnya sebasah anganku?

    apakah dia rasakan kristal-kristal penantianku

    yang menggumpal di dasar hatinya?

    ah!

    andai dia tau bahwa surgawi mimpiku adalah keindahannya






  9. HANYA MERINDUKANMU




  10. selarut ini aku tak melihatmu bersama
    mata yang khas karna caranya memandang.
    aku tak lagi dengar nada yang menggetarkan
    seluruhku jadi seluluh ini.
    jika tak lagi mungkin ku dapatkan kesempatan itu,
    aku tak lebih hanya kan mampu merindukanmu.






  11. DITEMANI BAYANG




  12. purnama yang gagah merangkul kesunyian,

    aku yang menguasai malam sekarang, bukan kau!

    kau cuma memantulkan cahaya...!

    yang ketika separuh bulanmu menertawakan kesendirianku,

    kau sembunyi kemudian di balik bumi yang terapung,

    di antara gumpalan kabut hitam yang menelan keindahan

    lalu dengan begitu kau pikir bisa menjatuhkan cahayamu...?!

    tidak sama sekali!

    aku yang menguasai malam sekarang, bukan kau!



    kau kerjanya cuma menyaksikan kehadiranku dan,

    membuat bayanganku membekas di sini.






  13. MERUSAK SEGALA




  14. mencintaimu menguras energiku,

    menghabisi perasaanku,

    dan jejak yang kau tinggalkan di halaman hatiku

    merusak semua yang tumbuh di atas kesuburan kasihku.

    adakah kau di tempat jauh itu merasakan kepedihannya?

    kau perusak segalanya!






  15. SEJAUH HATIKU DI HATINYA




  16. aku mengungkapkan perasaanku pada sehelai daun yang jatuh karna

    kegugurannya,

    pada debu yang menebar di udara, pada embun setetes yang menyerap di pori

    kulitku

    maka apakah mereka mendengar

    lalu menyampaikan rasa rinduku?

    ada pun cahaya bulan berdiri memandang sebelum

    fajar mengusirnya,

    dan di balik persembunyian itu petang menyerang.

    apakah dia juga memahami isyaratku?

    lalu sejauh mana cintaku tau bahwa aku begitu mencintainya?






  17. RINDUKU MILIKMU JUGA




  18. aku kehabisan kata membicarakan kerinduan

    adakah kata lain yang dapat menggantikannya tanpa merubah arti

    dari kata seindah itu?

    hatiku yang pekat ini tak cukup luas menyimpan rindu untukmu

    maukah kau rindu ini jadi milikmu juga?






  19. BEKU KARNA RINDU




  20. kini pagi menjelang siang, bidadariku...

    mentari dengan garang melelehkan udara

    sementara hatiku masih beku padamu akan rindu






  21. SYAIR




  22. kau bukan hanya syair cinta bagi pangeranmu

    tapi romantisme puisi yang lebih dari maha karya pujangga

    aku pun melagukan namamu dengan sendu

    dan tak hanya rindu yang ku senandungkan

    bahkan aku selalu menyempurnakan syairmu

    dengan pena cintaku






  23. SEJUTA MAKNA LEBIH




  24. deras darahku mengalir, perempuan hatiku

    lidahku pun sulit mengucap kata

    jantung yang berdebar ini digetarkan sekali senyum

    milikmu

    ah, perempuan yang betah singgah di hatiku,

    andaikan ada satu kata yang maknanya lebih dari pada cinta,

    aku kan berikan untukmu sejuta kali lebih daripada itu






  25. MAU BICARA




  26. aku mau bicara padamu

    tentang beberapa mimpi yang tersangkut di lorong hati

    maka jangan hanya karna bisikanku terlalu mendayu

    lantas gema panggilan namamu berhenti berpuisi

    sebab rinduku tak mungkin membelah arah menuju rindumu






  27. MALU




  28. hanya karna malu, rinduku jadi beku

    mata yang mestinya menyerang jadi semati petang

    tapi asa yang menggeliat masih sembunyikan rasa

    padamu

    dan dengan sedikit keberanian, aku menepi di pinggiran batas halusinasi

    tentu demi kau yang dinanti






  29. BELI HATI




  30. sungguh aku tak mampu membeli hatimu yang mahal dan

    berharga itu. andai boleh, aku menukarnya

    dengan rindu dan asa.

    biar nanti ku ambil cinta dari dalam kantong hatiku.

    dengan begitu hatimu cuma aku yang miliki

    setujukah kau dengan penawaranku?






  31. PERLU JAWABMU




  32. perlukah aku mencari serpihan asa jika hanya tersebar

    di semak hatimu?

    pantaskah aku datang ke mimpimu

    sedang aku tak selalu mampu menelusuri jejakmu?

    dan jika saja kau dapat memberitahu tempatmu menaruh rasa,

    aku kan sembunyikan cintaku di sana






  33. MIMPI 1 (CERITA DARI MIMPI)




  34. malam tadi kau datang di mimpi

    padahal kau tak kenal aku siapa

    bahkan kau rebut tangan ibuku dengan tulus kecup

    dari seorang hawa-dirimu-

    hingga bertiga kita dapat arti tentang kasih

    sebab begitu, bagaimana mungkin aku tak sampai mencintaimu?






  35. KESAKSIAN PENGHIAS SEPI




  36. sepi menyanyi dalam sketsa wajah malam

    separuh bulan cuma diam

    dan gemintang mengedipkan kilaunya pada kelam

    bayangku pun cuma menari merayakan kesepian

    sebab,

    begitulah caraku menyambut penantian






  37. KABAR PAGI HARI




  38. nanti biar ku ceritakan pada waktunya

    tentang kabar dari angin menuju pelabuhanku

    sebelum itu kapal-kapal singgah

    sementara kita sibuk mau bekerja

    kau tau?

    ada yang menyelinap mimpiku sepagi itu






  39. TINGGAL DI HATIMU




  40. aku tak punya alasan mengapa ada cinta

    yang sesering itu bertamu

    apakah persinggahannya hanya untuk kembali ke rumah hatimu?

    ku pikir cuma kau yang bisa mengantarnya pulang

    ataukah kau kan membiarkannya tinggal di sini?






  41. INTUISI




  42. aku menulis dalam puisi

    karna jemarimu yang menyuruh



    aku melukis dalam ilusi

    karna bayanganmu yang mengajariku



    dan aku terharu dalam nurani

    karna suaramu yang menyentuh



    dan terimalah hati yang gemar menyanyi ini

    layaknya musikalisasi rindu






  43. MELANKOLIS




  44. aku seperti mau tak mengarang lagu lagi

    aku kepingin nyanyi

    menyanyi tentang kekalutan

    tentang apapun yang menjadikan waktu dihambur-hamburkan



    aku seperti tak mau tau tentang diriku, pikiranku,

    dan ketidaksabaranku

    pun bagaimana keadaannya

    aku cuma peduli dengan perasaanku






  45. BERJAGA




  46. pelangi bukanlah warna yang membaur

    tapi cuma biasan hujan

    tak seindah kau punya lukisan



    senja bukanlah mentari yang terkubur

    tapi cuma perbatasan

    tak seindah hatimu yang menenggelamkan



    tau apa bumi yang memutar siang jadi malam

    aku lebih tau sekalipun cintaku cuma dipendam






  47. LELAGUAN




  48. beberapa kalimatmu ku jadikan lelaguan

    dan rinduku yang memainkan nada-nadanya

    adapun rindumu yang pandai bersiul dengan getar

    di bibir kemerahan

    namun,

    hembusan nafasmu tak begitu ku kenal






  49. TERTINGGAL




  50. mengingatmu tak mampu buatku tidur

    padahal sudah larut begini mimpi menanti

    apakah aku harus berlupa sejenak?

    tapi esok akankah ku mendapatimu lagi membagikan senyum?

    dan seolah kau enggan berlalu

    bagaimana tidak,

    beberapa minggu ini bayangmu tertinggal di ranjang hatiku






  51. BERSEPAKAT




  52. cinta yang terkubur dalam-dalam di jiwaku,

    kita mesti buat kesepakatan

    maukah kau menukar cintaku dengan cintamu?

    sepenggal purnama lalu aku sudah berikan satu-satunya

    yang kemudian kau simpan sendiri

    karna itu, kau berutang satu cinta padaku

    jadi kapan kau kan menyerahkannya?






  53. JANGAN TERPENGARUH MUSIM




  54. ada yang sedingin salju dari sikapmu

    apa yang buatmu sebeku itu, sayangku?

    cinta usah kau buang ke kerannjang

    aku mau merawatnya bersamamu

    maka jangan sampai kehadirannya dipengaruhi musim






  55. KEKOSONGAN




  56. di laci hatiku seberkas rindu menumpuk dan digerogoti mati

    setiap lembarannya tulisan kosong bertandatangan namamu

    aku tak mau lagi menyimpannya bila tak juga kau tuliskan

    satu cerita untukku






  57. SURAT PENOLAKAN




  58. kau alamatkan surat penolakanmu padaku

    tentang ketidaksepahaman

    memang belum ku baca pasti

    tapi ku rasa kau mengirimnya ke tempat yang bukan tujuanmu

    baiknya kau datang ke sini dan klarifikasi






  59. BICARA APA LAGI




  60. mestinya tak ada pertemuan yang pantas diperkenalkan

    tak ada perbincangan yang layak diperdebatkan

    kecuali masih tersimpan tanya tentang,

    apalagi yang mesti kau bicarakan padaku?






  61. KAU LUKISAN




  62. mungkin aku kan bilang di dirimu punya nilai seni tinggi
    ketika aku menghadiri pameran buah karya hatimu,
    lalu timbul hasrat buat memililki.
    indah memang,
    namun sayang, kau cuma lukisan.






  63. TAK BENAR-BENAR




  64. aku kira kau tak benar-benar mau pergi dan melompat

    pagar hatiku yang dikunci

    nyatanya ada yang lalu sampai muka berpaling,

    tanpa menitip senyum kehilangan

    maka tak beranikah berpamit pada ibu-ayahku?

    jika kau tak benar-benar mau di hati,

    apa ku harus kabur dari rumah sendiri?






  65. TERTUTUP




  66. engkau lama mengabur mata,

    melenyap cerita

    kemana kau alpakan wajah malu-malu,

    semua dari dirimu tanpa sedikit kasih dikembali?

    dan kau perlu tunjukan segala arti tanpa sembunyi-sembunyi






  67. MUARA DI HATIMU




  68. aku bagai melaut dalam sebilah papan retak

    di antara tamparan ombak menyeruak

    tapi hatiku tetap tenang

    yang dituju cuma satu

    : pelabuhan kecil yang jadi tempat bermuara cintaku






  69. MENAWAR SEPI




  70. kalau bukan karna seruanmu yang mengajakku

    dari persandaran sederhana ini, aku takkan beranjak

    sekalipun sepi

    lebih ku pilih merangkul panggilanmu ketimbang

    duduk sendiri meski ;

    aku merasa jiwamu terus ada dengan desahnya di antaraku,

    sementara jasadmu telah lalu






  71. LAYU BAK JIWAKU




  72. sepasang matamu menatapku yang layu

    sejumlah kata pun gugur sudah ditebang pandang

    rupanya kau mulai merayu

    lantas mata hatiku menanggapi juga dan menanya,

    kau tak memandangku sebelah mata bukan?






  73. MALU-MALU KUCING




  74. aku dan bayangku duduk berdua satu sandaran

    tiba-tiba kau dan bayangmu duduk juga berhadap-hadapan

    pertama kau bersapa lalu aku hendak berkata,

    eh bayangku dan bayangmu saling mengumpat kucing-kucingan






  75. GARA-GARA KAU




  76. aku memulai mimpiku larut sekali

    sampai menyetubuhi pagi yang kesiangan

    gara-gara lama terlalu ada kau

    padahal sejauh ini baru 2-3 kali kau hadir di mimpi






  77. DI LUAR RENCANA




  78. tak ku rencanakan sebelumnya sampai punya rasa

    entah seperti yang bagaimana

    atau buat apa

    tapi biasanya padaku cinta datang menggamit

    hilang pun tak berpamit

    dan aku tak pernah tau batas waktu hingga aku tak lagi

    mengharapmu






  79. MENUNGGU PINTU ASA TERBUKA




  80. masih tertutup rapat cintaku yang separuh hati

    belum lagi ruang-ruang buat nafasnya cuma

    mengandalkan kerinduan

    mimpimu pun celah-celahnya tak ku jangkau

    sampai kapan aku mesti menunggu kau membuka pintu

    harapanmu?






  81. MIMPI 2




  82. temanmu bilang yang ku pendam sudah diketahui orang-orang

    lagi buat apa disembunyikan? katanya

    kala itu kau kaku

    sekaku batu-batu

    bukankah selama ini kau yang selalu melempar rindu

    saat ku selami mimpi?






  83. MIMPI 3




  84. entah kenapa mesti ketemu kau di tempat seperti ini

    apa lantaran kan ku temukan sepatah cerita

    buat sajak-sajakku?

    lalu terlanjur kau menanya,

    baru berapa sajak yang kau buat untukku?

    belum sampai seratus, jawabku






  85. KISI-KISI MIMPI




  86. tidaklah aku kan bertanya-tanya

    kecuali ku tau warna hatimu dan isinya

    apakah sama dengan yang ku punya?

    tapi bila ku perhatikan, lukisan di matamu seperti kisi-kisi di mimpi

    belum kau mengerlingkan mata saja jantungku dibuat

    goyah sampai ke akar-akarnya






  87. DI BALIK JENDELA




  88. lelah kau peluk tika sejenak menyisih istirah

    dedaun tanaman yang hampir basah kena keringat malam

    padaku menyebelah

    mata-mata jendela juga natap tajam

    lantas kenapa bulan padamu masih malu?

    terlalu mempesonakah dirimu sehingga cahyanya tak menyeru?

    habis begini larut sudah kau bikin mengerut wajah kegilaanku

    ya, masih ada beberapa menit buat kau mengejar puncaknya malam

    (dikira kau tau aku masih mengintipmu di balik jendela)






  89. EKSISTENSI




  90. kasihku, namamu ada beserta sehembus nafasku,

    secarik puisiku, sebait laguku, dan segenggam hatiku.

    ku ingin semakin banyak karya namamu dalam segenap

    pujianku,

    semakin besar pula eksistensimu dalam hidupku.






  91. BUMIKU




  92. jangan kau buat bumiku goyah, sayangku

    sebab nanti langit bukan lagi tempatku tengadah

    sejauh ini rindu telah membikin retak bumiku

    taukah kau, sayangku?

    bumiku juga bisa rapuh ketika merasa






  93. MENGASUH BAYANG




  94. aku kepalang membiarkan hati yang menyalak ini

    dicemooh mimpi

    rindu yang mengais cintaku pun enggan menyerah diri

    ah lagi-lagi terjatuh dan mengemis pada waktu

    tapi benarkah kerjamu dan ku cuma mengasuh bayang?






  95. HATI DIBALAS HATI




  96. kau bisa ku bilang pandai mampu mengambil hatiku diam-diam

    sampai diriku mendayu lewat senyum yang merayu

    sulit ku terima nantinya bila kita itu bukan kau dan ku

    maka tunggu saja sampai kembali ku merebut hatimu






  97. DEBAR




  98. kini telah sampai rindumu di permukaan hati

    ia juga sempat resapi pembuluh dan mempercepat jalan darahku

    gimana bisa tenang?

    bentar-bentar kau membikin detak nadiku tambah berdebar






  99. MASALAH JARAK




  100. raga kita jauh meski berada dalam satu tatapan bulan

    secara logika kita memang terdampar

    di tempat sama

    : bumi

    hanya saja kondisi dan situasi yang membedakan

    namun aku tetap memposisikan hatimu di hatiku

    agar nantinya kita tak dipermainkan jarak






  101. TERLANJUR




  102. belum sempat ku rekat kalimat padamu lewat

    lembar-lembar malam

    dari pandangku bayangmu keburu kabur

    hendak ku titip perbekalan buat petualanganmu di mimpi

    tadinya

    tapi,

    ya sudahlah...

    sudah terlanjur

    ...selamat tidur...






  103. TEMPAT BUAT CINTAKU




  104. inilah mimpiku

    tempat dimana kau dapat merebahkan bayangmu



    inilah bayangku

    tempat dimana kau dapat menitipkan hatimu



    inilah hatiku

    tempat dimana kau dapat menaruh cintamu



    inilah ...



    kumohon berikan tempat di dirimu sepenuhnya buat cintaku






  105. RITME KEHIDUPAN




  106. kita, dalam arti kata kau dan ku mesti bicara

    memperkenalkan masing-masing diri pada intinya

    wajar bila tak sependapat, apalagi banyak kata yang tersendat

    tapi yang mesti dimengerti dari ritme kehidupan

    adalah keserasian

    manakala antara keseluruhannya mengenai cinta yang ikatan-ikatannya

    berkesinambungan






  107. CINTAKU TERSELIP DI BUKU




  108. kau boleh dirikan sendiri perpustakaan pribadi

    yang memuat karya sastraku

    setiap bukunya puisi-puisi bersajak non fiksi ditulis tangan

    yang hak ciptanya bukan tuk dipersembah pada wanita manapun

    melainkan ku beri cuma-cuma padamu, pustakawatiku..

    karna cintaku terselip di sana.






  109. MIMPI 4




  110. kau kehadirannya bagai bulan

    cahyamu juga dipantulkan bintang lain

    paling sering kau gentayang beberapa malam sekali

    namun bukankah aku masih tetap memberimu sinar

    dari balik sebagian bumi?

    itu pun jika kau bilang aku yang ter- dari bintang-bintang






  111. MIMPI 5



  112. lewat sekelebat angin yang menyibak rambutmu ku buat

    sajak kecil-kecilan

    kiranya dengan begitu dapat ku buktikan sedikit banyak perhatian

    sedang kau menunggu rindu siapa?

    tidakkah kau pahami betul komposisi puisiku dari sekian sajak itu?






  113. RINDUMU KU RINDU




  114. rinduku masih terjaga 24 jam dalam sehari

    dan kau cuma sesekali menyapa dalam seminggunya

    wahai perempuan yang orang-orang menyebut namamu begitu sederhana,

    kau tak mesti tinggalkan rinduku berpulu-puluh jam lamanya






  115. JADI DINGIN




  116. berangsur baikan batinku sehabis dibalut kalut kerinduan

    lagi beku malam dan yang memaku padaku sama dinginnya

    tapi bukan maksud meninggalkan bayangmu

    tubuhku dipaksa dingin menjadi, saking lama menunggu






  117. MIMPI 6




  118. ku kejar kau kemudian pagi pula

    lalu jadi langkah kita

    ternyata masih maya






  119. KURANG ADA SAPA




  120. aku begitu senang

    begitu kau menyeru menyambut namaku

    namun kurang ada sapa ku rasa

    mungkin dalam hati kita saling tanya,

    cinta ku baca bagaimana bila bersapa itu-itu saja?






  121. MIMPI 7




  122. sesampai barisan depan dari larinya para pemimpi

    rohku teriak sendiri

    memantul bunyi keras sekali

    memental nama Cici

    yang tak pernah ku tau lengkap namanya

    dan selagi rohku mencari-cari dimana raga,

    aku terus menelusur yang punya nama






  123. CUACA HATI




  124. senjaku tak menentu

    kadang hilang, kadang malam mempercepat petang

    tapi tidak apa

    asal mentari jangan sembunyi lagi

    biar pun angin angkuh

    biar pun dingin merengkuh

    dan seperti suasana hatimukah?






  125. TAK SELALU SAMA




  126. seperti yang sudah ku ragukan

    akhirnya kau melibatkan cintaku dalam kesementaraan

    lalu mengapa di awal-awal aku bisa sampai mau mengharap darimu

    sesuatu?

    padahal belum tentu

    nyatanya, mimpi dan asa jauh tak selalu sama






  127. CINTA KADALUARSA




  128. bila cinta kehadirannya tak mau lagi diterima

    ku anggap sudah kadaluarsa

    sebab rumahmu tak menghendaki kedatangan tamu yang sepertiku

    yang mau kau persilahkan masuk dan setidaknya bersinggah






  129. LAGUKU BUKAN NADAMU




  130. tangismu adalah nada

    tawamu adalah nada

    teriakmu juga nada

    : nada yang menyentuh jiwa

    rinduku adalah lagu

    cintaku adalah lagu

    sendiriku juga lagu

    - tapi mengapa laguku tak senada denganmu?






  131. UH...




  132. ke dalam mimpiku anginmu merasuk

    pada hatiku pun desirnya mengetuk

    uh, dinginnya membeku rasa

    tak ku mengerti angin begini

    angin macam apa?






  133. HAI BINTANG




  134. bintangku bintang yang ada di siang-malam

    yang lalu bayangnya ditelan pekat kelam

    hai bintangku yang sendirian

    siapa berani sembunyikan pelita-pelitamu?






  135. MEMBERATKAN




  136. hatimu hendak bicara yang kata-katanya memberatkan

    sedang hatiku pula mulai memahami

    lalu ku coba mengeja lagi kata dan sikapmu yang berlalu dariku

    namun belum dapat ku terima






  137. MENYENTUH (KUTIPAN JUDUL BUKU)




  138. aku denganmu kenalnya tak sengaja

    seperti kata puisinya Kartika

    "ku kenal kau lewat malam"

    meski begitu, lewat matamu sesuatu ku gambar

    seperti kata puisinya Azhar

    "mata yang memberi"

    sebab di sanalah sumbernya air mata

    seperti kata puisinya Syaiful Irba Tanpaka

    "karena bola matamu"

    .............................................






  139. MIMPI 8




  140. aneh, padaku kau menggerutu

    yang kau mau apa dariku?

    aku tak punya apa-apa lagi selain;

    mimpi, rindu, asa, rasa, dan cinta

    lantas mau diambil semua?

    hmm...

    sebentar dulu kalau begitu

    kan ku bawakan untukmu...






  141. AKU BUTUH




  142. cintaku mau mati tapi,

    aku tak mau diobati sekalipun kau seorang suster

    aku tak mau disembuhkan sekalipun kau seorang dokter

    tapi yang ku butuhkan

    adalah seorang perawat sepertimu

    yang sedianya mau merawat cintaku






  143. HABIS KATA




  144. apa yang mau dikata?

    sudah kau baca semua sebelum aku hendak bicara

    dan hey!

    kau seolah tak memberiku kesempatan buat mengalihkan pembicaraan

    alasannya,

    mungkin kau tau ku punya rasa

    benarkah?






  145. UNDERSTANDING




  146. jika hati yang terdalammu punya tanya kenapa cinta dilahirkan

    tak sedikit pun bisa ku jelaskan

    atau jika saja

    kau minta pemahaman yang mendalam

    sesungguhnya aku tak pernah 'ngerti yang buatmu mampu

    luluhkanku






  147. BERIKAN AKU




  148. berikan aku sepercik asa

    bila memang benar ada

    berikan aku secarik cerita

    bila memang pena tersedia

    berikan aku secarik kata-kata

    bila memang kau punya

    sebab aku kan menuntutmu satu pengakuan sejujurnya

    sebab aku suatu waktu kan penuhi mauku






  149. SEDETIK TANPAMU




  150. sedetik tanpamu sedetik yang menjenuhkan

    tak terhitung ku habiskan detik-detikku memangku bayangan

    adakah sedetik waktu di pikiranmu memikirkanku?

    seperti detik-detik yang ku cengkeram bayang sendiri

    ketika ku nanti kau di sisi






  151. NIKMATI




  152. nikmatilah air mataku, kasihku

    aku sedang duka

    nikmatilah darahku, sayangku

    aku sedang luka

    dan ketika hatiku mati,

    nikmatilah kesendirianmu akan kehilangan






  153. KALIMAT PENGHARAPAN




  154. kini hampir tak bisa ku kutip lagi kalimat-kalimatmu

    jejakmu saja sudah mau dihempas debu

    tapi aku cuma perlu beberapa kalimat saja, sayangku

    salah satunya adalah kalimat yang menyatakan bahwa

    kau juga mencintaiku






  155. HUH !




  156. "sudah malam, teman

    apalagi yang kau pikirkan?" kata bulan

    "mari berlupa, sobat

    biarkan sepi menggeliat," ujar malaikat

    "eh, gadis yang di hatimu bukankah masih tertutup

    hatinya?" tanya malam

    "ya, meskipin begitu aku tetap sangat berharap

    dapatkan cintanya," jawabku

    "huh, dasar pemimpi !" balas mereka senada






  157. MATI RASA




  158. pernah kau buatkan buatku cinta dari rasa

    tak lama, telingkahmu berubah setelah ku semai dengan asa

    tanya dan keragu-raguan pun tumpah

    tapi bukan mauku bila rasa ini mati di tangan cintaku sendiri






  159. KISAH TENTANG KAU




  160. aku mau cerita tentang kisah

    yang di dalamnya ada kau

    pertama itu, di pagi tentu dimana kita hendak bertemu

    hendak main sapa

    kau tau kisahnya memang begitu-begitu saja

    seperti mimpi yang berkepanjangan

    tapi ternyata, kau dan kau lagi

    kau melulu

    ah, ku pun tak sanggup melupakanmu






  161. PERGI YANG MELUPA




  162. mengikuti kepergianmu mengikuti juga bayangmu di pikiranku

    langkahmu pula tak terhitung berapa jauh saat kau melupa

    sayang, lihatlah ke belakang

    betapa lelah ku urai arah

    mestikah terus ku ikuti langkahmu atau ku nanti bayangmu

    kembali lagi?






  163. LAMPIAS CINTAKU




  164. sebuah cerita datang dari kau yang berada

    adalah kumpulan puisi-puisi pelampiasan cintaku karna;

    nada-nadamu beri ku kekuatan,

    gerak-gerikmu bagiku kehidupan,

    dan di sisimu sangat ku harapkan

    tapi, untukkukah di hatimu kasih kau tanam?






  165. IDENTITAS




  166. sekilas wajah ku kenal kau

    dan sebuah rumah yang tak jelas tempatnya

    entah tersangkut dimana waktu ku alamatkan pesan-pesanku

    mungkin terlalu sempit bagiku dalam peluang penerimaan

    maka, dengan ku hapus sketsa wajahmu aku takkan lagi bilang,

    bertempatlah di hatiku senyaman dan selama mungkin






  167. SAPAAN ANGIN




  168. belum ku tau maksud hati yang mempertemukan kita

    lewat sentuhan angin

    kala itu aku sedang enak-enaknya main debu

    kata desirnya, buat apa bersapa jika akhirnya cuma menapak jejak?

    pikirku benar juga

    kalau begitu, apalagi yang mesti diluruskan antara aku yang

    mau melupakanmu

    dengan kau yang tak pernah mau mengenalku?






  169. MIMPI 9




  170. kau terlalu berarti nilainya dibanding diriku buat membayar

    kealpaan mimpi

    ataukah memang aku takkan pernah diizinkan datang?

    sementara dengan sibuknya kau membagikan senyummu padaku

    yang hampir menyerah

    ku kira hatimu pula yang mau kau beri

    dan hanya saja kau lupa menyapa hatiku buat

    mencegah rasa cemburu






  171. SI HATI PUTIH BERJILBAB HITAM




  172. yang ku tau hatimu putih

    bibirmu putih

    tubuhmu putih

    sebab suci itu putih

    dan ternyata kau terlihat lebih cantik dengan jilbab hitam

    yang teduhnya sembunyikan rambut hitam






  173. WAKTU DI SAMPINGMU




  174. aku sedang senang sekarang

    kini akhirnya kau datang bawakan tenang

    rasanya sulit diungkapkan apa yang tersimpan di pikiran

    sebab yang pasti, bagiku begitu berarti

    dan takkan pernah pudar

    dan aku kan merasa lebih senang lagi andaikata kau mau ku jadikan tempat bersandar






  175. DARI SABDA NABI




  176. kata Nabi,

    "Aisyah adalah bidadari yang diturunkan Allah untukku

    dalam wujud manusia,"

    dan maka bagiku bidadari yang diturunkan Allah untukku itu

    adalah kau,

    sebab beliau






  177. ISTIKHARAH




  178. kau lebih pasrahkan pada yang mana antara takdir dengan nasib yang kau ciptakan sendiri?

    ataukah keduanya setelah Tuhan yang disembah?

    sebab kita punya banyak pilihan membingungkan

    dan selama masih sujud-sujudku dalam permohonan,

    aku yakin, aku tak salah memilih kau dan doa yang baru saja ku kenal






  179. KITA MEMANDANG




  180. adalah keterlanjuran ketika sudah ku dekap hatimu meski

    tak saling berdekatan

    bukan pula sebuah kesanggupan jika bagiku kau mesti dilupakan

    kecuali dengan sendirinya kau makin jauh dari pandangku

    tanpa mengenal asa

    maka jangan cuma memandang kau siapa-aku siapa

    jika belum datang pasti tentang masing-masing perasaan hati






  181. PERLU DIMENGERTI




  182. tak sedikitpun yang ku tau tentang kau

    begitupun kau yang tak tau apa-apa tentang isi hatiku

    baik seberapa dalam atau seberapa lama cintaku dibesarkan

    tapi suatu nanti perlu kita mengerti

    sejalan kau beritahu aku bagaimana mencintai yang kau cinta






  183. MIMPI 10




  184. kau adalah mimpiku yang mestinya jadi nyata

    kau lebih suka menjelma ketika tidur mau ku terima

    kedatanganmu

    tetapi,

    kau tetaplah mimpi

    bahkan lebih dari sekedar halusinasi

    pada akhirnya aku kewalahan mempuisikan segala kau

    ;mimpi-mimpiku






  185. USAH PERGI




  186. kau apa kabar?

    lama sekali tak jumpa terasa

    padahal baru kau tinggal sebentar

    tapi kau apa merasa?

    debar di hatiku sama kesannya dengan getar di bibirmu?

    karna itu aku rindu

    pada kau hatiku mencari-cari

    aku mohon satu hari saja tak berbenah

    meskipun mesti, usahlah kau pergi






  187. ADAKAH BAGIKU




  188. setangkai melati ini ku kirim padamu

    dengan permohonan maaf dari hati

    ya, sungguh-sungguh ku lantunkan maaf karna telah lancang

    mencintai kau

    maka,

    adakah kiranya kesempatan bagiku buat kau menerima maafku?

    atau,

    adakah kiranya kesempatan bagiku buat kau menerima cintaku?






  189. MIMPI 11 (PENUTUP)




  190. tatapmu dari jauh menikam rumahku yang cuma berpenghuni salam

    aku memang sedang tak berada di sana

    dan meski apapun kau tak mampu ku jamah

    aku dapat sangat membaca hatimu yang menyeru

    sementara tak pernah ku kenal kau kecuali lewat angin

    sekelebat

    hingga aku baru tersadar mengetahui semalam tadi jiwaku

    mencari tau seberapa dalam dasar hatimu






  191. SEPANJANG MALAM




  192. cintaku, malam menikamku dari mimpi ke mimpi

    bahkan aku tak mampu mengendalikan pikiranku sendiri

    ah cintaku, bagaimana mesti ku robek wajah malam?

    sementara tangan-tangannya begitu kuat pada bayangku

    mencengkeram






  193. SAPAAN PAGI




  194. hai, bagaimana tidurmu?

    apa sekarang masih tak kau izinkan aku datang di mimpi?

    jujur, aku lebih bersemangat ketika ada kau di hatiku

    kenapa lekas sekali pulang?

    jika memang sudah tak betah lagi singgah

    sampai kapan kau mau menguasai pikiranku?






  195. MELUKIS HATI




  196. kau tak beri aku lagi garis-garis senyum pada

    lukisan hatiku

    maka aku tak tau lagi bagaimana dapat

    ku bingkai keindahan dan mewarnai setiap titik pembentuk nyawa

    kali ini,

    dan kali yang terakhir mengharap

    tandailah pada hatiku senyum penutup sebagianmu






  197. Coming soon ...




  198. Coming soon ...


(Mei-Oktober 2008)




***









Hak cipta pada irvan r destriana;

HANTU FITRI


cerpen





Malem udah larut banget. Aku sendiri lagi pules-pulesnya tidur sampe nggak tau kalo ada sms masuk yang isinya,

“Kamu dah tidur ya, Van?”

Ternyata sms itu dari Fitri. Aku belum juga bangun setelah sms itu nyampe, kira-kira jam dua belas lewat beberapa menit. Padahal hp-ku udah dikencengin volumenya. Sampe akhirnya aku terbangun karna bunyi sms kedua dari nomernya Fitri.

“Van, dari semalem Ryan nginep di depan rumahku. Dia ngotot minta balikan. Kamu bisa kesini sekarang nggak?”

Sms itu aku terima jam setengah lima pagi. Gila menurutku. Jam segitu aku disuruh kesana buat nganterin Ryan pulang. But is oke. Semua aku lakuin buat Fitri, seseorang yang pernah singgah dalam hatiku.

Yaudah aku langsung beranjak dari tempat tidur, ganti baju buru-buru. Dan aku juga langsung bales sms dia.

“Yaudah aku kesana sekarang…”

Pintu rumahku masih dikunci, bokap nyokapku aja masih pada tidur. Mereka juga nggak nyadar kalo aku mau pergi dan ngeluarin sepeda terus cabut dengan segera ke rumahnya Fitri.



Setengah perjalanan Fitri sms lagi, aku langsung menepi di pinggir jalan dan ngehentiin sepedaku.
“Van, nggak usah jemput Ryan, dia udah pulang. Sori banget ya…”

“Lho kok gitu?” sms-nya segera aku bales.

Nggak lama kemudian dia pun bales lagi,

“Nggak jadi deh. Kamu kesini aja…”

Setelah baca sms itu, aku lanjutin perjalanan meski dengan terburu-buru. Beruntung nggak ada mobil ato motor lewat, jadi aku bisa lebih leluasa buat ngebut.

Saking terburu-burunya aku nggak ngeliat ada Fitri sama Ryan lagi jalan dari lajur kanan deket jembatan.

“Van!!!” teriak Fitri dari arah berlawanan.

Setelah itu aku langsung nyebrang dan nyamperin mereka.

“Kamu ngapain Yan?” tanyaku pura-pura nggak tau.

“Ah enggak…” jawabnya berdalih.

Sekilas aku ngeliat Fitri lagi kebingungan banget dan dia berbisik dari belakangku.

“Udah Van ajakin dia pulang gih. Semaleman dia di depan rumahku…” kata Fitri ngerasa keganggu dengan kedatangan Ryan.

“Kamu nginep di rumah dia, Yan?” Lanjutin pertanyaan sambil menengok ke arah Fitri.

“Enggak lah, aku nginep di rumah temen,” jawab Ryan yang ku tau dia bohong.

“Kamu sendiri ngapain Van kesini?” tanya dia berbalik.

“Aku mau kasih pinjem file-ku ke Fitri dan mau nganter kamu pulang kan? Yaudah pulang bareng yuk, aku boncengin deh. Bentar lagi waktunya adzan Subuh, kita ke mesjid bareng…”

“Nggak deh, aku pulang duluan ya…!”

“Yee… diajakin bener malah nolak…”

Ryan nyebrang lewat gang kecil dan pergi ninggalin aku berdua sama Fitri yang seketika bingung musti ngelakuin apa.

“Tu kan Van dia belok kanan. Percuma aku pulang ke rumah juga, Ryan pasti bakal balik lagi ke rumahku. Gimana dong?” kata Fitri masih terus bingung.

“Yaudah deh kamu ke rumahku aja yuk. Kalo pikiran kamu udah tenang, baru aku anterin pulang…” tawaranku dengan maksud nenangin pikiran dia.

Fitri terdiam setengah mikir, tapi kemudian nyusul Ryan.

“Bentar dulu deh. Kamu tunggu di sini.”

Ryan udah pergi lewat gang kecil, tapi setelah denger tawaranku, Fitri malah nyusul Ryan dengan sepeda BMX yang dia bawa. Ternyata Ryan masih ada di sekitar situ. Aku sendiri nggak tau mereka ngomongin apa.

Selesai ngobrol bentar, mereka nyamperin aku dan tiba-tiba Ryan ngajakin aku pulang.

“Balik yuk Van. Kita solat dulu di rumahku. Udah adzan nih!”

Aku heran, tiba-tiba aja dia ngajakin pulang.

“Yaudah ayo, aku boncengin deh!”

Oia, hampir aja aku lupa, katanya Fitri mau baca file-ku. Jadi sekalian aja aku kasih file-nya ke dia mumpung aku bawa.

“Eh iya Pit, file-nya nih. Mau pinjem sekarang nggak?”

“Yaudah sini…”

“Oke aku pulang duluan ya!”

Tanpa ekspresi Fitri pun ngucapin terima kasih padaku dengan pelan. Dan aku langsung bilang,

“Ya, sama-sama…”

Fitri pulang berlawanan arah sama jalan yang aku laluin bareng Ryan. Aku sendiri nggak merhatiin persis dia pulang lewat mana.



Di rumah Ryan aku ngobrolin banyak hal. Tentang kejadian-kejadian aneh yang terjadi waktu dia sama Fitri berduaan di depan rumah, dan lain sebagainya. Nggak heran susah seneng pun udah mereka lewatin bersama.

Lagi asyik-asyiknya ngobrol sama Ryan di kamarnya, tiba-tiba Fitri sms Ryan pake nomer Om-nya.

“Yan, kata tetanggaku semalem kamu tidur di depan rumahku ya? Sory ya aku nggak tau. Kamu jadi ke sini nggak?”

Ryan sich nggak nanggepin sms dia, dan nggak lama Fitri sms lagi.

“Aku bener-bener nggak ngerti deh. Aku nemu file-nya Ivan di depan rumah. Emang dia kapan ke sini?”

Sesuatu yang aneh mulai terjadi, aku sama Ryan jadi heran dengan sms dia. Jelas-jelas aku ngasih file sama dia langsung waktu nganterin Ryan dan sampe jembatan aku jemput.

Sebelumnya aku nggak terlalu nanggepin keanehan ini, tapi lama-lama penasaran juga. Dan sejak sms itu Ryan terima, aku langsung pulang ke rumah.

Karna aku masih ngantuk, aku langsung tidur lagi aja sesampenya di rumah. Dan aku terbangun sekitar jam sepuluhan, setelah periksa hp ternyata Fitri sms yang bikin aku keheranan setengah mampus.

“Ih, aku jadi nggak ngerti nih. Ini ada apa sich sebenernya? Tadi kata tetanggaku Ryan semaleman tidur di luar rumahku. Aku bener-bener nggak tau dia nginep di luar, terus di depan rumahku ada file kamu. Emangnya kamu kapan nganterin ke rumah?”

Nah lo! Aku makin bingung maksudnya apa. Dia ngigo ato mimpi sich sebenernya? Ato jangan-jangan dia lupa tadi habis nganterin Ryan pulang, terus bawa file-ku?

Beberapa menit kemudian dia sms lagi. Karna aku nggak ada pulsa jadi nggak bisa bales.

“Kamu bisa ke rumahku nggak sekarang?”

Tanpa banyak gerak lagi aku langsung cabut ke rumahnya. Nggak sempet cuci muka, gosok gigi, apalagi mandi. Aku juga penasaran apa yang sebenernya terjadi.



“Fitri…Fitri…”

Beberapa kali aku manggil dia di depan rumah, baru dia keluar. Tanpa basa-basi lagi dia sepontan nanya. ”Van, kamu kapan naro file di kursi depan rumahku?”

“What?!!! Kan tadi aku yang ngasih lengsung ke kamu, gimana sich? Kamu ngigo ya? Ato lupa? Semalem mimpi apa?” sederetan pertanyaan itu bikin dia tambah bingung.

“Kamu jelasin dulu deh dari awal,” tanya dia penasaran banget.

Melalui pembicaraan itu, aku ngejelasin semua yang udah terjadi tadi, dari mulai Fitri sms aku sampe aku nganterin Ryan ke rumahnya. Semua udah cukup banget aku jelasin.

Intinya sich Fitri bilang dia baru bangun tidur jam setengah enam pagi sewaktu aku lagi di rumah Ryan. Terus yang tadi ketemu sama aku siapa dong? Yang lebih aneh lagi, udah beberapa hari ini Fitri lagi nggak punya pulsa. Berarti yang sms tengah malem tadi itu siapa dong?

Aku sama Fitri saling bingung dan nggak habis pikir.

“Terus yang nganterin Ryan sampe jembatan itu siapa, Pit? Dan yang bawa file-ku sampe di depan rumah kamu?” tanyaku ngeledek.

“…..!!” dia cuma mengkerutkan kening setengah nggak percaya.

“Nggak mungkin ah!”

“Jadi?”

“Setan dong???”

“Pantes aja nggak mau diajakin ke rumah kamu, soalnya kan udah lewat dari Subuh…”

Meski dengan sedikit merinding dan ketakutan, aku sama Fitri ketawa tertahan.

“Hihihi...”

“Serem juga yah…”




(dari kisah Rabu, 30 Mei 2007)




***









Hak cipta pada irvan r destriana;

PENGANTAR KATA


Assalammu a'laikum warahmatullahi wabarakaatuh,


Alhamdulillah,

Atas izinNya akhirnya seluruh tulisan ini dapat saya dokumentasikan secara pribadi. Mungkin diantara berbagai kisah yang saya alami, hanya sebagian saja yang dapat saya ungkapkan lewat tulisan. Mengingat banyaknya kendala yang dihadapi.

Sebagai alasan pendokumentasian, komputer dan sastra adalah dunia yang begitu saya cintai. Dengan itu saya ingin menggabungkan keduanya menjadi sebuah media agar dapat dinikmati secara umum.

Saya pikir website adalah solusi yang tepat untuk hal diatas. Namun mohon maaf bagi para pembaca yang agaknya kurang merasa nyaman, baik dikarnakan tampilan homepage maupun secara pembahasaan puisi. Yang mana, saya sebagai orang awam merasa kurang dari cukup dalam pemahaman komputer dan sastra.


Ucapan terima kasih saya persembahkan kepada Dzat Yang Maha Sempurna, Allah Ta'ala, yang telah melimpahkan rahmat pada hamba-hambaNya. Dan tidaklah sesuatu itu tercipta melainkan ada penciptanya. Begitu pun dalam pembuatan halaman-halaman sastra ini tak lepas dari ilmu yang Dia berikan.

Terima kasih juga saya dedikasikan untuk kedua orang tua saya tercinta yang telah membesarkan dan mendidik saya akan suatu kebaikan.

Dan terciptanya tulisan ini pun sekiranya tak dapat ku tulis melainkan ada kisahnya, adalah perempuan-perempuan yang pernah singgah di hati, atas inspirasinya, saya kirimkan rasa terima kasih saya yang begitu besar.

Serta tak lupa untuk karib kerabat saya, atas dukungannya saya haturkan juga terima kasih.


Sekali lagi saya mohon maaf sebesar-besarnya atas segala kekurangan, karna bagaimana pun saya masih dalam tahap pembelajaran.


Wassalammu a'laikum warahmatullahi wabarakaatuh.





***









irvan r destriana;

FIRASAT


kisah





Tengah menjemput siang, pagi itu. Dari mimpi yang telah melarutkanku, sejenak fajar ku sandar. Sebab masih belum dapat ku mulai berangan dan ragaku pun belum sepenuhnya terisi nyawa.

Sejadah hitam tergeletak di sisiku, komputer pribadi, poster-poster tak berfilosofi, buku-buku bacaanku yang malas ku baca, mereka menatapku tajam, lurus, tanpa lepas pandangan. Pikirku cuma perasaan. Namun mereka tengah memberitahuku satu hal yang bahasanya tak ku mengerti. Dan tak ku ambil perduli. Lantas aku memberdirikan tubuhku yang layu. Atas segala kealpaan.

Keadaan masih berkelanjutan, ini pikiran juga belum dapat dimengerti. Menelan ketenangan. ;Kedua tangan dan kakiku beserta jemarinya ; ayunan langkahku ;kepala dan pemikiranku ;hati dan perasaanku, mogok berkegiatan.

Nyatanya, kau sedang ku khawatirkan. Sementara aku baru meninjau ketika datang malam. Pun perantara yang memata-mata dalam.

Kau, terlalu jauh dari pandangan. Adakah aku diantara benak dan pikiranmu menyatu?

Ah kau! Mau apa menguasai hatiku lama-lama? Sedang doa untukmu sudahkah sampai?

Ku tau kau punya banyak harapan atas kesembuhan. Tak begitu aku. Di tiap-tiap putaran bumi cuma mengemis pada bayang-bayangmu, mengikuti pada mauku. Tak sampai pada hasrat dan tujuannya.

(Malam menjelang, lagi aku terkapar di atas sprei putih. Sebelum berpejam, batin sering bersapa, "semoga mimpi indah menyertaimu, sayangku." Dan kelak, habis malam mengantarmu ke lembah pagi, kita bisa lebih sering lagi bertemu.)


. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Ada rindu untukmu, dariku.




(dari kisah Rabu, 30 Juli 2008)




***









Hak cipta pada irvan r destriana;

SALING DIAM


kisah





Senyum itu membuatku kehausan di saat ku teguknya sebuah pesona. Seperti adanya panggilan yang mengajak pergi dari hati yang sempit ini karna ketiadaan. Dan merampas ketunggalannya atas kekuatan dari satu dirinya yang sebisu tetap hatiku.

Di bibirku pun kaku, sebagian kata hilang, sebagiannya disembunyikan. Siapa lagi selain karnanya yang ketika aku berada di sekitar itu merasa gemetar, seakan seperti manusia lemah yang dikalahkan kemauan. Bahkan aku selalu mencuri senyum itu dari balik pandanganku.

Dan benar memang apa yang ku duga. Senyumnya mengejarku hingga di mimpi. Seolah memaksa agar aku melepas apapun yang dirasa untuk dibenamkan di hatinya. Sehingga dia berhasil merebut kemenangannya akan hatiku yang satu.

Hanya saja aku dan nya terlalu diam, seakan tak saling kenal. Kita terus saling menyimpan tanya. Tentang bagaimana dia tau yang ku pikir mau merebut cintanya. Tentang apakah kita sama punya rasa atau bagaimana yang ku rasa ini biar dia juga rasakan.

Baiklah. Aku kan pasrah. Bukan berarti menyerah. Aku lebih jauh baiknya diam-diam mencintainya dari pada diam sama sekali...




(dari kisah Selasa, 3 Juni 2008)




***









Hak cipta pada irvan r destriana;

BIAS


kisah




Pagi sepi mencemoohku, saat bayang sendiri memapah langkah. Terbayang jelas mata wanita itu yang menatapku di persimpangan kelas, 3 November 2004 lalu.

Aku lalu mengikuti pandangan itu. Tak ku lepas sampai terdapat hasrat, "ingin ku mengenalnya".

Sudah itu lekas berlalulah dia, namun bekas jejaknya tak sama sekali hilang. Aku pun menyimpannya buat kenangan.

Sungguh di selipan hatinya ku rekat kata, mewakili asa, mengkayuh seluruh rasa. Hanya tinggal tunggu, dia dan ku menyatu.

Sementara tidak dengan yakin padaku. Dan tetap takkan ku berbalik arah. Tak ku hendaki jeda, sekalipun lelah.


Di hari kemudian yang sesuatu mendebu, rindu menyapa di kepagian dan memberi tau padaku seorang yang punya sebungkus tanya di hatinya. Adalah tika kali pertama kau datang lantas sepenuhnya membawa rasa. Matilah kau sepi! ku bilang.


Sampai sejauh aku dan langkahku, sedikit tak pernah terbenak akan matahari lain yang cahayanya disembunyikan. Bahkan bulan di malam itu tak pernah alpa memergoki aku yang sendiri.

Aku menuntut keadaan, kenapa bisa sampai dusta dibenarkan? Dan sepertinya keadilan belum berpihak seperti yang terbaca.

Ya Tuhan, akankah inginku memenuhi raga? Akankah dia yang ku ingin menelan rasaku juga? Yang ku mampu bersandar pada takdir. Memanjakan mimpi yang tanpa titik. Dan hanya dapat ku kumpulkan kepingan rindu yang lalu.


Hampir tak ku percaya sepi tak bisa mati. Juga sunyi, semakin mengelupas balutan rinduku, kemudian melumat asa dan rasa. Memahat kasih. Memahit kisah. Seberapa lama mesti ku menunggu?

Akhirnya sedikit sinar menyerang. Meski membias, setidaknya dapat ku gapai kembali rindu yang dulu tersangkut dalam remang-remang, :kau dan ku. Dan kita tak ada henti mengukir kisah. Kecuali kau tau, aku tak bisa selamanya menunggu.




(dari kisah Selasa, 6 September 2005)




***









Hak cipta pada irvan r destriana;

BUNGA TIDUR


kisah




hendak aku tidur, pikiran terus mengabur

kau tawar rasa sehabis kita kenal sapa sebab dia

dan kita jadi dekat

jadi kau ikat erat hatiku

lalu,

sepi ku paksa biar lebur, meski pikiran terus mengabur

aku mau kau ada

ku harap kau sedia

kau tau kenapa?

karna aku punya rasa

dan tidaklah bulan yang bentuknya sebagian memanjakan malam

melainkan aku lebih memanjakanmu dengan menyerahkan seluruhnya hati biar tiada kelam

semoga sebelum sampai kita pada pertemuan,

sampai padamu pula mimpi-mimpi yang lalu

...wahai bunga tidurku

(sementara bayang-bayang semakin hilang dalam keterjagaanku)



(dari kisah Minggu, 18 November 2007)





***









Hak cipta pada irvan r destriana;