Sabtu, 21 Maret 2009

SALING DIAM


kisah





Senyum itu membuatku kehausan di saat ku teguknya sebuah pesona. Seperti adanya panggilan yang mengajak pergi dari hati yang sempit ini karna ketiadaan. Dan merampas ketunggalannya atas kekuatan dari satu dirinya yang sebisu tetap hatiku.

Di bibirku pun kaku, sebagian kata hilang, sebagiannya disembunyikan. Siapa lagi selain karnanya yang ketika aku berada di sekitar itu merasa gemetar, seakan seperti manusia lemah yang dikalahkan kemauan. Bahkan aku selalu mencuri senyum itu dari balik pandanganku.

Dan benar memang apa yang ku duga. Senyumnya mengejarku hingga di mimpi. Seolah memaksa agar aku melepas apapun yang dirasa untuk dibenamkan di hatinya. Sehingga dia berhasil merebut kemenangannya akan hatiku yang satu.

Hanya saja aku dan nya terlalu diam, seakan tak saling kenal. Kita terus saling menyimpan tanya. Tentang bagaimana dia tau yang ku pikir mau merebut cintanya. Tentang apakah kita sama punya rasa atau bagaimana yang ku rasa ini biar dia juga rasakan.

Baiklah. Aku kan pasrah. Bukan berarti menyerah. Aku lebih jauh baiknya diam-diam mencintainya dari pada diam sama sekali...




(dari kisah Selasa, 3 Juni 2008)




***









Hak cipta pada irvan r destriana;

Tidak ada komentar:

Posting Komentar